Beranda | Artikel
Etika Dagang
Selasa, 1 April 2014

“Dan, kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang banyak.” (QS Alfajr [89]: 20).

Manusia diciptakan dengan kecintaan terhadap harta benda. Allah tidak mencela kecenderungan itu, selama harta yang dicintai dan dicarinya tidak membuat ia bermaksiat kepada Allah dan berperilaku buruk kepada sesama. Allah justru mengapresiasi orang-orang yang memerhatikan etika dalam mencari harta, sehingga hartanya membawa keberkahan untuk pemiliknya.

Berdagang adalah salah satu cara seseorang menjemput rezeki Allah di dunia ini. Suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, adalah seorang pedagang. Begitu juga para sahabat, banyak di antaranya menjalani profesi sebagai pedagang dan mencapai kesuksesan. Seperti Utsman ibn Affan, Abdurrahman ibn Auf, Suhaib Alrumi, dan yang lainnya.

Sebagai seorang Muslim, ada etika yang seharusnya diterapkan saat menjalani profesi sebagai pedagang. Karena, berdagang bukan usaha untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa landasan etika, sehingga merugikan salah satu pihak. Para ulama menekankan, proses jual beli adalah proses saling memberi manfaat antara penjual dan pembeli.

Salah satu etika berdagang adalah bersikap jujur. Rasulullah bersabda “Penjual dan pembeli memiliki hak memilih selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan apa adanya, mereka akan mendapat berkah dari jual belinya. Namun, jika mereka saling menyembunyikan sesuatu dan berdusta, keberkahan akan lenyap.” (HR Bukhari dan Muslim).

Jujur dalam berdagang memang sikap istimewa. Pedagang yang jujur adalah manusia yang hatinya selalu bertaut dengan Allah, sang pemberi rezeki. Di tengah ingar-bingar kesibukan berdagang yang tidak jarang menggelincirkan manusia kepada sifat dusta, ia mampu berlaku jujur, amanah, dan tulus berusaha mencari rezeki halal.

Berdagang merupakan aktivitas duniawi yang penuh dengan fitnah dan sumber dosa. Daya tarik harta yang membangkitkan kecintaan manusia terhadap harta benda, kerap dikelilingi setan yang menyesatkan. Karena itu, Rasulullah menganjurkan banyak bersedekah kepada para pedagang.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Wahai para pedagang sekalian, sesungguhnya setan dan dosa hadir dalam perdagangan kalian. Maka, campurilah perdagangan kalian dengan sedekah.” (HR Tirmidzi). Maka, mari kita menekuni perniagaan, namun jangan tinggalkan etika berdagang sesuai ketentuan Islam.

(Resa Gunarsa )


Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/231-etika-dagang.html